Rabu, 27 Mei 2009

Berumah Tangga

Berumahtangga bukanlah suatu hal yang mudah seperti halnya membalikan kedua telapak tangan. Jika tidak hati-¬hati dalam menitinya, ia akan menjadi bagian dari sebuah penderitaan yang tiada bertepi bagi siapa pun yang menjaIaninya. Perhatikan firmanAllah SWT. berikut: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakkmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesung¬guhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At- Taghabun [64]:14).

Ayat di atas menjelaskan, bisa jadi pasangan yang telah kita pilih untuk mendampingi hidup kita dan anak¬anak yang dilahirkannya menjadi musuh bagi diri kita. Seorang suami yang seharusnya menjadi seorang pemimpin di keluarga, malah menjadi koruptor karena bujukan istrinya. Kehormatan ayah dan ibu hancur karena perilaku dan akhlak buruk anak -anaknya.

Untuk itu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah memohon kepada Allah dengan segala kelemahan diri agar Ia menolong dan mengaruniai kita pendamping terbaik dan anak-anak shalih dan shalihah. Doa yang diajarkan Allah adalah: "Wahai Tuhan kami! Karuniakanlah kepada kami istri dan ketururam yang menjadi cahaya mata, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang mmelihara dirinya (dari kejahatan)". (QS.A-Furqan [25]:74).

Ciri-ciri dari yang dimaksud oleh doa di atas adalah istri yang menyejukkan ketika dipandang; dapat menjadi teladan; tidak pemah memperlihatkan wajah yang muram dan tidak berbicara ketus. Akhlaknya akan terlihat jauh lebih indah dibanding kecantikan wajah dan tubuhnya. Akhlak terhadap suami maupun orang lain di luar keluarganya (tetanga). Kata-kata yang keluar dari mulutnya terasa menyejukkan, bersih dan tidak penah ada yang melukai.

Di samping itu, ia juga akan senantiasa bersyukur, menghadapi setiap kejadian dengan sabar dan yakin akan pelajaran dari Allah. Istri seprti ini tidak pemah meminta hal yang menjadi ketidakmampuan suaminya. Ia juga akan senantiasa memohon izin kepada suaminya untuk melakukan apa pun yang akan ia kerjakan.

Hal di atas tidak hanya berlaku bagi para suami atau siapa pun yang berkehendak untuk menjadi suami, melainkanjuga buat para isti atau yang berkehendak menjadi seorang istri. Siapa pun yang berkehendak menuju momen ini, sangat dianjurkan untuk terus senantiasa berdoa dengan doa di atas. Do'a mmohon pendamping yang menye¬nangkan dan menentrarmkan.

Bagi para istri, calon suami yang baik dan senantiasa dapat membimbingnya harus menjadi bagian dari doa yang dimohonkan¬nya kepada Allah, karena suami seperti itulah yang akan mendatangkan kebahagian yang hakiki bagi seorang istri. Suami demikian akan memperhatikan apa pun yang diinginkan oleh istrinya. Istri akan menjadi orang spesial dalam benak dan kehidupannya.

Suami seperti itu akan senantiasa bersih ketika mau berhadapan dengan istri dan memanggil dengan panggilan terbaik. Apabila kondisi istri berubah secara fisik, karena kesibukan dan perjuangannya mengurns rumah tangga, sang suami akan menghibumya dengan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh di akhirat. Ia juga akan menutup kejelekan-kejelekan yang dimiliki oleh istrinya, serta merasa terus tertuntut untuk melakukan kewajiban yang benar.

Rasulullah Saw bersabda, "Janganlah suami yang beriman membenci istri yang beriman karena apabila suami tidak suka satu perangai istrinya tentu ada perangai lain dari istrinya yang bisa menyenangkannya". (HR. Muslim).

Dalam riwayat yang lain Rasulullah Saw bersabda, "Diantara manusia yang palingjelek kedudukannya di sisi Allah pada Hari Kiamat nanti adalah suami yang suka memberitahukan kejelekan istrinya kepada orang lain, dan si istri juga membuka aib suaminya, lalu sang suami diam-diam menyebarkan rahasia istrinya sendiri". (HR. Muslim).

Derajat suami ditentukan oleh perjuangannya menjadi pemimpin rumah tangga, sehingga ia akan terus menuntut dirinya untuk senantiasa menjadi teladan yang baik bagi keluarga yang dipimpinnya. Seorang suami pilihan Allah tidak pemah mau jadi beban bagi istrinya. Ia akan senantiasa memuji dan membuat istri senang, menjadikan kekurangan istrinya menjadi ladang amal untuk berlapang hati dan membantunya selalu berjuang untuk memperbaiki diri. Ia juga akan selalu berlapang dada bertukar .pikiran membahas masaIah-masalah yang ada dikeluarganya dengan adil.

Pada malam hari, ia akan mengajak istrinya untuk bermunajat menghadap Allah bersama-sama, meminta keprada Allah sebuah keluarga yang men¬dapatkan perlindung-Nya. Yakni, pada saat tiada lagi perlindugan lain selain hanya dari-Nya dan mendapat¬kan keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah, bahagia di dunia dan akhiat.

Sumber: Dewan Akbar Indonesia (Nur Hafni, S.Ag.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar